Pulansari, Farida and Sukma D, Dwi and Masruroh, Nisa (2016) LAPORAN AKHIR TAHUN KE 2 HIBAH BERSAING : DISAIN FRAMEWORK OF REVERSE LOGISTICS MATURITY LEVEL MENUJU KONDISI ENVIRONMENTAL FRIENDLY, GREEN PRODUCT, ECO EFFICIENCY DAN GOVERNMENT CONTROL & POLICY PADA KLASTER INDUSTRI ELEKTRONIKA KONSUMSI. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.
|
Text
DOKUMEN_LAPORAN_HASIL_PENELITIAN_(DESAIN_FRAMEWORK..).pdf Download (6MB) | Preview |
|
|
Text (Similarity)
SIMILARITY_LAPORAN_HASIL_PENELITIAN_(DESAIN_FRAMEWORK..).pdf Download (17MB) | Preview |
|
|
Text (Peer Review)
Reviewer_Desain_Framework_Of_Reverse_Logistics.pdf Download (66kB) | Preview |
Abstract
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar dan memiliki jumlah populasi lebih dari 230 juta penduduk yang menjadikan Indonesia Negara terpadat ke-4 di dunia. Pertumbuhan yang sangat tinggi ini menyebabkan ketimpangan di beberapa sektor terutama masalah lingkungan. Masalah lingkungan ini salah satunya disebabkan oleh jumlah natural resources yang mulai menipis, dampak eksploitasi lingkungan seperti banjir, climate change,sampah dengan masalah waste terutama sampah elektronika konsumsi yang sangat sukar untuk diurai sehingga menjadi polutan. Sampah elektronika konsumsi menjadi penyumbang terbesar masalah waste di Indonesia. Berdasarkan Buku IV Peta Panduan (Road Map )-Pengembangan Klaster Industri Prioritas Industri Elektronika dan Telematika Tahun 2010-2014 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian tahun 2009. Pada halaman 17 buku tersebut disebutkan bahwa pada tahun 2010 semua produk elektronika harus berbasis digital/ICT, dan ramah lingkungan/green product. Disamping itu sampai tahun 2025 semua perusahaan harus mengupayakan semua produk harus berbasis teknologi nano dan menjadi basis produksi di ASEAN dan ASIA. Rancangan dari pemerintah tersebut sampai sekarang masih belum didukung oleh aktor-aktor didalamnya. Beberapa teknik telah dikembangkan untuk menanggapi masalah diatas yaitu bagaimana cara mengupgrade nilai dari suatu produk dengan menggunakan prosentase natural resources yang sedikit tetapi nilai dari produk tersebut sama atau hampir sama dengan produk yang dibuat dengan menggunakan bahan mentah baru yaitu melalui konsep: remanufacturing, refurbishing, reuse, recycle dan konsep modularity. Tetapi konsep ini belum didukung sepenuhnya oleh pemerintah sendiri. Pemerintah dapat membuat buku panduan tetapi aplikasi di lapangan belum ada peraturan yang memperbolehkan perusahaan menggunakan secondary material untuk membuat produk. Hal inilah yang menjadikan perusahaan ragu-ragu untuk mengimplementasikan. Padahal konsep ini telah dilakukan hampir 40 tahun lamanya di Negara-negara maju seperti China, Amerika, Jepang dan Eropa. Disain framework ini akan memberikan gambaran tingkatan dalam implementasi reverse logistics. Tingkatan yang ada terbagi dalam 5 level yaitu, level Conventional, Develop, Managed, Innovation dan Optimized. Proses desain ini, akan membantu perusahaan-perusahaan untuk mengukur level atau tingkatan dari implementasi sistem reverse logistics yang telah dilakukan di lingkungan perusahaannya. Output yang dihasilkan adalah produk-produk berkualitas tinggi, eco efficiency, green product, dan environmental friendly. Disamping itu sistem monitoring oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan juga diperlukan karena hal ini merupakan tanggung jawab semuanya, sehingga tidak ada tumpang tindih yang terjadi.Karena pada kenyataannya sekarang instansi pemerintah berlomba-lomba membuat kebijakan tetapi belum terintegrasi dengan baik. Kata Kunci: Framework, Reverse Logistics, Waste
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD38.5 Supply Chain Management |
Depositing User: | Fatchullah Fatchullah |
Date Deposited: | 23 Mar 2022 07:10 |
Last Modified: | 28 Mar 2022 04:52 |
URI: | http://repository.upnjatim.ac.id/id/eprint/5527 |
Actions (login required)
View Item |