HANANI, SUNNY UMA (2025) Analisis Jaringan Komunikasi dan Diskursus Seksualitas dalam Hashtag #SLine di TikTok: Studi Kasus Pengaruh Drama Korea "S Line". Masters thesis, UPN "Veteran" Jawa Timur.
|
Text (COVER)
23067020011 COVER.pdf Download (729kB) |
|
|
Text (BAB I)
23067020011 BAB I.pdf Download (636kB) |
|
|
Text (BAB II)
23067020011 BAB II.pdf Restricted to Repository staff only until 11 December 2028. Download (325kB) | Request a copy |
|
|
Text (BAB III)
23067020011 BAB III.pdf Restricted to Repository staff only until 11 December 2028. Download (262kB) | Request a copy |
|
|
Text (BAB IV)
23067020011 BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only until 11 December 2028. Download (2MB) | Request a copy |
|
|
Text (BAB V)
23067020011 BAB V.pdf Download (139kB) |
|
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
23067020011 DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (4MB) |
|
|
Text (LAMPIRAN)
23067020011 LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (370kB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini menganalisis jaringan komunikasi dan diskursus seputar hashtag SLine di TikTok, fenomena digital yang muncul setelah penayangan drama Korea S Line pada pertengahan 2025. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pola komunikasi, aktor kunci, dan pergeseran semantik hashtag SLine dari tag promosi untuk drama fiksi menjadi diskursus terbuka tentang seks bebas dan jumlah pasangan seksual di kalangan pengguna, terutama pada generasi muda. Studi ini menggunakan metode big data dengan Analisis Jaringan Sosial (SNA) dan NodeXL untuk memetakan struktur jaringan, metrik sentralitas, dan pembentukan kluster, yang diperdalam dengan analisis wacana berdasarkan teori Michel Foucault dan teori interpretasi norma Schwartz–Clausen. Hasil menunjukkan jaringan terarah yang terdiri dari 942 akun, didominasi oleh komponen raksasa, dengan 23 sub-komunitas yang mewakili kluster wacana yang terfragmentasi namun terhubung. Tren SLine secara signifikan mengubah makna menuju normalisasi seks bebas dan jumlah pasangan seksual, disertai narasi kontra yang kuat mengenai privasi, rasa malu, dan norma agama, menciptakan negosiasi norma yang intens di ruang digital. Studi ini menyoroti TikTok sebagai ruang diskursif di mana kekuasaan, pengetahuan, dan norma tentang seksualitas terus diproduksi, diperdebatkan, dan dinegosiasikan, menawarkan implikasi praktis untuk pendidikan literasi digital dan pembentukan kebijakan terkait konten sensitif di platform media sosial. Kata kunci: SNA; Diskursus; tren; negosiasi normatif; Sline
| Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| Contributors: |
|
||||||||||||
| Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) | ||||||||||||
| Divisions: | Faculty of Social and Political Sciences > Magister Communication | ||||||||||||
| Depositing User: | SUNNY UMA HANANI | ||||||||||||
| Date Deposited: | 11 Dec 2025 04:44 | ||||||||||||
| Last Modified: | 11 Dec 2025 04:44 | ||||||||||||
| URI: | https://repository.upnjatim.ac.id/id/eprint/48338 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
