Arifien, Moch. Samsul (2025) KEBERLANJUTAN PRODUKSI TEBU DAN SINERGI PENTAHELIX : PENGUATAN PETANI TEBU DI JAWA TIMUR. Doctoral thesis, UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" JAWA TIMUR.
![]() |
Text (COVER)
01 Cover Fixs.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text (BAB I)
02 Bab I.pdf Download (541kB) |
![]() |
Text (BAB II)
03 Bab II.pdf Restricted to Repository staff only until 23 June 2027. Download (975kB) |
![]() |
Text (BAB III)
04 Bab III.pdf Restricted to Repository staff only until 23 June 2027. Download (663kB) |
![]() |
Text (BAB IV)
05 Bab IV.pdf Restricted to Repository staff only until 23 June 2027. Download (2MB) |
![]() |
Text (BAB V)
06 Bab V.pdf Download (356kB) |
![]() |
Text (DAFTAR PUSTAKA)
07 Daftar Pustaka.pdf Download (413kB) |
![]() |
Text (LAMPIRAN)
08 Lampiran.pdf Restricted to Repository staff only until 23 June 2027. Download (952kB) |
Abstract
Jawa Timur merupakan Provinsi penghasil gula terbesar di Indonesia, saat ini mengalami stagnasi produksi. Salah satu penyebab adalah kurangnya bahan baku tebu untuk memenuhi kebutuhan Pabrik Gula. Kapasitas giling 30 Pabrik Gula di Jawa Timur pada tahun 2021 sebesar 129.263 TCD (Ton Cane Day),terpakai 109.250 TCD. Terjadi idle capacity. karena kekurangan bahan baku tebu. Kenyataan tersebut memicu dilakukannya penelitian dengan tujuan untuk mengetahui ; (1) Trend perkembangan produksi tebu, (2) Kebutuhan bahan baku Pabrik Gula sesuai dengan kapasitas giling, (3) Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tebu, (4) Opportunity cost dalam usahatani tebu, (5) Keberlanjutan usahatani tebu, (6) Peran sinergi Pentahelix dalam pembinaan produksi tebu, (7) Untuk mendapatkan model sistem penyuluhan dan penguatan petani tebu. Penelitian dilaksanakan di 4 Kabuaten di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Sidoarjo, Tulungagung, Ngawi, Situbondo. Jumlah sampel sebanyak 120 (masingmasing Kabupaten 30 sampel), untuk data primer. Disamping itu juga dibutuhkan data sekunder, yang berasal dari beberapa instansi.Metode Penelitian yang digunakan adalah; (1) Metode trend kuadrat terkecil untuk menganalisis perkembangan produksi tebu. (2) Metode deskriptif untuk mengetahui kebutuhan dan pasokan bahan baku tebu. (3) Metode Analisis Cobb Douglas untuk menganalisis fakto-faktor yang mempengaruhi produksi tebu. (4) Metode analisis Opportunity cost, membandingkan pendapatan komoditi tebu dengan pendapatan padi dan jagung. (5) Metode MDS-Rapfish untuk mengetahui keberlanjutan usahatani tebu. (6) Metode deskriptif kualitatf untuk menganalsis peran stakeholder dalam sinergi Pentahelix. (7) Metode deskriptif kualitatif untuk mendapatkan model sistem penyuluhan dan penguatan petani tebu.Hasil penelitian menunjukkan bahwa trend perkembangan komoditi tebu di Jawa Timur menurun pada luas areal dan produksi, tahun 2012 – 2021. Luas areal menurun dengan persamaan Y = -3,394 X + 7.038, produksi menurun dengan persamaan Y = -415,9 X + 85.380. Sebanyak 30 Pabrik Gula di Jawa Timur membutuhkan bahan baku tebu sebesar 23.267.340 ton per tahun untuk giling selama 180 hari. Kenyataannya, pada tahun 2021 hanya dapat terpenuhi sebesar 14.767.753 ton atau 63,1 % dari kebutuhan. Terdapat kekurangan sebesar 8.499.587 ton. Hasil analisis terhadap 9 faktor yang diduga mempengaruhi produksi tebu yaitu luas areal, biaya produksi, tenaga kerja, jumlah pupuk, pestisida, herbisida, opportunity cost, sustainabilitas, dan pentahelix, secara bersama-sama mempengaruhi produksi tebu. Secara partial, luas areal, tenaga kerja, herbisida, sustainabilitas, berpengaruh signifikan terhadap produksi tebu. Hasil analisis Opportunity Cost, usahatani tebu kurang menguntungkan. Rata-rata pendapatan dari usahatani tebu sebesar Rp 25.993.750, lebih rendah dibandingkan pendapatan tanaman padi dan jagung sebesar Rp 31.618.062,-.Hasil analisis MDS-Rapfish menunjukkan bahwa usahatani tebu cukup berkelanjutan dengan indeks sebesar 52,73. Indeks keberlanjutan untuk Kabupaten Sidoarjo 57,12, Kabupaten Tulungagung 52,98, Kabupaten Ngawi 44,63, Kabupaten Situbondo 56,23. Hasil analisis secara kualitatif terhadap stakeholder yang melakukan pembinaan kepada petani tebu dalam sinergi pentahelix, didapatkan bahwa peran pembinaan oleh Pemerintah sebesar 32 %, Pabrik Gula 23,5 %, Akademisi 6,5 %, Kelompok tani 37,5 %, dan media masa 0,5 %.Didapatkan model Sistem Penyuluhan dan Penguatan Petani Tebu, berupa sinergi diantara sistem penyuluhan/extension system, sistem penelitian/research system, dan sistem penunjang/support system.
Item Type: | Thesis (Doctoral) | ||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||||||||||
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) | ||||||||||||||||
Divisions: | Faculty of Agriculture > Doctor of Agribusiness | ||||||||||||||||
Depositing User: | Moch. Samsul Arifien | ||||||||||||||||
Date Deposited: | 24 Jun 2025 06:36 | ||||||||||||||||
Last Modified: | 24 Jun 2025 06:36 | ||||||||||||||||
URI: | https://repository.upnjatim.ac.id/id/eprint/39079 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |