RAHMAWATI, PUTRI ACHNI (2021) GERAKAN FEMINISME DALAM REVOLUSI MESIR 2011. Undergraduate thesis, UPN Veteran Jatim.
|
Other (COVER)
Cover.PDF Download (1MB) | Preview |
|
|
Other (BAB 1)
1.PDF Download (516kB) | Preview |
|
Other (BAB 2)
2.PDF Restricted to Registered users only until 4 January 2024. Download (343kB) |
||
Other (BAB 3)
3.PDF Restricted to Registered users only until 4 January 2024. Download (283kB) |
||
|
Other (BAB 4)
4.PDF Download (232kB) | Preview |
|
|
Other (DAFTAR PUSTAKA)
Dapus.PDF Download (196kB) | Preview |
|
Other (LAMPIRAN)
Lam.PDF Restricted to Registered users only until 4 January 2024. Download (581kB) |
Abstract
Negara-negara Arab dikenal sebagai negara yang melanggengkan budaya politik otoritarian. Hal itu terbukti dengan munculnya pemimpin-pemimpin yang memiliki kekuasaan penuh (jauh dari jangkauan kritik dan kontrol masyarakat) serta pemimpin yang berkuasa cukup lama. Namun demikian, elit-elit politik yang sudah cukup lama berada pada puncak kekuasaannya diperhadapkan dengan bangkitnya kekuatan rakyat yang mengguncang kekuasaannya. Pemimpinpemimpin dari negara-negara Arab pun mulai kehilangan kekuasaannya, seperti Zainal Abidin Bin Ali di Tunisia dan Husni Mubarak di Mesir. Beberapa pemimpin lainnya diperhadapkan dengan ancaman yang sama, kehilangan kekuasaannya. Peristiwa politik akbar di kawasan tersebut dikenal dengan istilah “The Arab Spring”, Musim Semi Arab. Aksi demonstrasi massa yang berhasil memaksa mundur Husni Mubarak dari kursi kepresidenan Mesir merupakan langkah awal perubahan Mesir. Rakyat Mesir kini dihadapkan pada tantangan dalam proses transisi politik yang diperkirakan tidak akan berjalan mudah meskipun rakyat tetap menuntut pengalihan kekuasaan sepenuhnya terhadap warga sipil. Rakyat Mesir percaya bahwa sistem politik dan pemerintahan akan berjalan baik dengan menngutamakan kepentingan rakyat dan akan memberikan hal-hal yang baik pula terutama pada penegakan keadilan dan kesejahteraan warga negara. Perempuan memainkan berbagai peran di Musim Semi Arab, tetapi dampaknya terhadap perempuan dan hak-hak mereka tidak jelas. Musim Semi Arab adalah serangkaian demonstrasi, protes, dan perang saudara melawan rezim otoriter yang dimulai di Tunisia dan menyebar ke sebagian besar dunia Arab. Para pemimpin Tunisia, Mesir, Libya, dan Yaman digulingkan; Bahrain telah mengalami gangguan sipil yang berkelanjutan, dan protes di Suriah telah menjadi perang saudara. Negara-negara Arab lainnya juga mengalami protes. Pada saat ini, partisipasi politik perempuan berkembang pesat dibandingkan sebelumnya. Mereka berpartisipasi dalam demonstrasi anti-pemerintah dan perlindungan hak-hak mereka untuk pendidikan tinggi dengan membangun sistem pendidikan tinggi. Mesir, yang merupakan salah satu negara dengan budaya patrilineal yang masih sangat kuat, marginalisasi bagi kaum perempuan tampak terlihat dalam praktek kehidupan sosial dan politik. Partisipasi perempuan sepanjang sejarah tidak pernah diperbolehkan untuk terlibat dalam masalah politik. Di Mesir, walaupun dalam undang-undang telah diperbolehkan keterlibatan perempuan, namun budaya yang ada dikawasan sangat bertolak belakang. Budaya patrilineal dunia Arab banyak disebabkan oleh penafsiran agama yang konservatif, kisah tradisional bangsa Arab, dan lain sebagainya. Kata kunci: Arab Spring, Husni Mubarak, Mesir, Perempuan
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | J Political Science > JZ International relations | ||||||||
Divisions: | Faculty of Social and Political Sciences > Departement of International Relations | ||||||||
Depositing User: | Amalia Hani | ||||||||
Date Deposited: | 04 Jan 2022 02:38 | ||||||||
Last Modified: | 04 Jan 2022 02:38 | ||||||||
URI: | http://repository.upnjatim.ac.id/id/eprint/3881 |
Actions (login required)
View Item |