PERTANGGUNGJAWABAN ORANG TUA YANG BERCERAI TERHADAP KONSEKUENSI ATAS KELALAIAN DALAM PERJANJIAN HAK ASUH ANAK BERDASARKAN PRINSIP WANPRESTASI

Manurung, Adrian Felix Vincentius (2025) PERTANGGUNGJAWABAN ORANG TUA YANG BERCERAI TERHADAP KONSEKUENSI ATAS KELALAIAN DALAM PERJANJIAN HAK ASUH ANAK BERDASARKAN PRINSIP WANPRESTASI. Undergraduate thesis, UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR.

[img] Text (Cover)
20071010307_Cover.pdf

Download (597kB)
[img] Text (bab 1)
20071010307_ Bab 1.pdf

Download (244kB)
[img] Text (Bab 2)
20071010307_Bab 2.pdf
Restricted to Registered users only until 28 April 2028.

Download (169kB)
[img] Text (Bab 3)
20071010307_Bab 3.pdf
Restricted to Registered users only until 28 April 2028.

Download (162kB)
[img] Text (Bab 4)
20071010307_Bab 4.pdf
Restricted to Registered users only until 28 April 2028.

Download (91kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
20071010307_Daftar Pustaka.pdf

Download (139kB)
[img] Text (Lampiran)
20071010307_Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only until 28 April 2028.

Download (3MB)

Abstract

Ketika salah satu pihak lalai memenuhi kewajiban dalam perjanjian hak asuh, prinsip wanprestasi menjadi dasar untuk menilai pelanggaran tersebut. Prinsip ini merujuk pada kegagalan atau kelalaian untuk memenuhi kewajiban sebagaimana yang telah disepakati dalam kontrak atau putusan hukum. Akibatnya, pihak yang dirugikan dapat menuntut pemenuhan kewajiban, ganti rugi, atau pembatalan kesepakatan. Penelitian ini akan membahas mengenai pertanggungjawaban orang tua yang bercerai terhadap konsekuensi atas kelalaian dalam perjanjian hak asuh anak berdasarkan prinsip wanprestasi, Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis-normatif dengan menggunakan npendekatan perundang-undangan serta pendekatan kasus. Data yang diperoleh melalui dengan regulasi yang berlaku saat ini di Indonesia beserta kasus yang terkait isu yang dibahas yaitu kasus lalainya seorang pemegang hak asuh anak. Dalam konteks ini, kelalaian orang tua dapat digolongkan ke dalam tiga jenis wanprestasi, yaitu tidak melakukan apa yang disepakati, melakukan apa yang disepakati tetapi tidak sebagaimana mestinya, atau melakukan sesuatu yang bertentangan dengan isi perjanjian. Misalnya, jika seorang orang tua yang diberi hak asuh penuh gagal menyediakan tempat tinggal yang layak atau pendidikan formal bagi anak, maka hal ini dapat dianggap sebagai bentuk wanprestasi.Penerapan prinsip wanprestasi pada kasus hak asuh anak tidak hanya mempertimbangkan aspek formal perjanjian, tetapi juga substansi dari kewajiban moral dan hukum orang tua terhadap anak. Hakim sering kali menilai kelalaian berdasarkan dampaknya terhadap anak, dengan mempertimbangkan asas kepentingan terbaik bagi anak (best interests of the child). Dalam kasus yang diteliti, penulis menyimpulkan bahwasanya ibu dari korban telah melanggar perjanjian hak asuh anak. Hal ini didasari daripada isi perjanjian yang memuat mengenai kesejahteraan dan keselamatan anak. Sebagai pemegang hak asuh anak, apabila suatu hal terjadi maka hal itu termasuk kedalam tanggungjawab pemegang hak asuh. Kata Kunci : Pertanggungjawaban Hukum, Perjanjian Hak Asuh Anak, Wanprestasi

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDKEmail
Thesis advisorFITRIANA, ZUHDA MILANIDN00170292001zuhda.mila.ih@upnjatim.ac.id
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Faculty of Law > Departement of Law
Depositing User: Adrian Felix Vincentius Manurung
Date Deposited: 29 Apr 2025 08:06
Last Modified: 29 Apr 2025 08:06
URI: https://repository.upnjatim.ac.id/id/eprint/36058

Actions (login required)

View Item View Item