PENERAPAN TEORI RESTORATIVE JUSTICE PADA PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL DENGAN KORBAN BERKEBUTUHAN KHUSUS (ANALISIS PERATURAN KEPOLISIAN NOMOR 8 TAHUN 2021 DAN PERATURAN KEJAKSAAN NOMOR 15 TAHUN 2020 )

hergintara, muhamad laktri (2022) PENERAPAN TEORI RESTORATIVE JUSTICE PADA PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL DENGAN KORBAN BERKEBUTUHAN KHUSUS (ANALISIS PERATURAN KEPOLISIAN NOMOR 8 TAHUN 2021 DAN PERATURAN KEJAKSAAN NOMOR 15 TAHUN 2020 ). Undergraduate thesis, universitas pembangunan nasional veteran jawa timur.

[img]
Preview
Text
sampul.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
bab 1.pdf

Download (276kB) | Preview
[img] Text
bab 2.pdf
Restricted to Registered users only until 13 June 2024.

Download (42kB)
[img] Text
bab 3.pdf
Restricted to Registered users only until 13 June 2024.

Download (38kB)
[img] Text
bab 4.pdf
Restricted to Registered users only until 13 June 2024.

Download (7kB)
[img]
Preview
Text
daftar pustaka.pdf

Download (85kB) | Preview
[img] Text
lampiran.pdf
Restricted to Registered users only until 13 June 2024.

Download (1MB)

Abstract

Abstrak Penelitian berjudul Penerapan Teori Restorative Justice Pada Pelaku Tindak Pidana Kekerasan Seksual Dengan Korban Berkebutuhan Khusus (Analisis Peraturan Kepolisian Nomor 8 Tahun 2021 Dan Peraturan Kejaksaan Nomor 15 Tahun 2020). Penelitian dengan mengajukan permasalahan bagaimana teori restorative justice pada pelaku tindak pidana kekerasan seksual kepada korban berkebutuhan khusus dan bagaimana peraturan terkait restorative justice pada pelaku tindak pidana kekerasan seksual dengan korban berkebutuhan khusus. Menggunakan metode penelitian yuridis normative. Diperoleh suatu kesimpulan sebagai berikut peraturan keadilan restoratif yang dimiliki oleh kepolisian dapat diterapkan cukup mudah sehingga celah inilah yang digunakan pelaku kekerasan seksual menikahi korban sebagai solusi. Pada peraturan kejaksaan juga memiliki celah dalam peraturan keadilan restoratif dengan menyebutkan maksimal 5 tahun yang dapat dikatakan sebagai keadilan restoratif, namun kenyataanya peraturan yang menangani kekerasan seksual tidak menyebutkan secara jelas batas-batas minimal pelaku dapat dihukum. Pada surve yang dilakukan oleh IJRS penyelesaian perkara pelaku kekerasan seksual terhadap korban diluar pengadilan dengan cara menikahinya cukup tinggi sehingga membuat korban merasakan tekanan batin dengan hidup bersama pelaku. Penyelesaian menikahi pelaku dengan korban bukanlah jalan terbaik sebagai solusi serta juga korban memiliki disabilitas sehingga menikahi korban dengan pelaku kekerasan seksual sangatlah tidak baik. Kata Kunci :Restorative Justice, Kekerasan Seksual, Disabilitas, Kepolisian, Kejaksaan

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDKEmail
UNSPECIFIEDkartika, adhitya widyaNIDN0012019001UNSPECIFIED
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Faculty of Law > Departement of Law
Depositing User: Unnamed user with email 1671210161@student.upnjatim.ac.id
Date Deposited: 13 Jun 2022 07:25
Last Modified: 13 Jun 2022 07:25
URI: http://repository.upnjatim.ac.id/id/eprint/7077

Actions (login required)

View Item View Item