ANALISIS KEMAMPUAN BERTANGGUNG JAWAB BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DISEBABKAN OLEH BABY BLUES SYNDROME

Hapsari, Saskia Dyah (2022) ANALISIS KEMAMPUAN BERTANGGUNG JAWAB BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DISEBABKAN OLEH BABY BLUES SYNDROME. Undergraduate thesis, UPN Veteran Jawa Timur.

[img]
Preview
Text (COVER)
18071010139_COVER.pdf

Download (5MB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB 1)
18071010139_BAB 1.pdf

Download (382kB) | Preview
[img] Text (BAB 2)
18071010139_BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only until 22 March 2025.

Download (189kB)
[img] Text (BAB 3)
18071010139_BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only until 22 March 2025.

Download (199kB)
[img] Text (BAB 4)
18071010139_BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only until 22 March 2025.

Download (110kB)
[img]
Preview
Text (DAFTAR PUSTAKA)
18071010139_DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (169kB) | Preview

Abstract

Tindak pidana penganiyaan adalah bentuk suatu tindak kejahatan yang diatur didalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), sedangkan baby blues syndrome adalah bentuk dari sebuah gangguan jiwa yang dialami oleh ibu pasca melahirkan. KUHP mengatur bahwa gangguan jiwa tidak dapat dipidana ketika melakukan sebuah tindak pidana, termasuk penganiayaan. Penelitian ini bertujuan untuk menggali apakah pelaku tindak pidana penganiyaan yang mengidap baby blues syndrome dapat dipidana ataukah tidak, mengingat selain KUHP, pengaturan tentang Pertanggungjawaban hukum bagi pelaku yang mengalami gangguan jiwa juga diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa (UU Kesehatan Jiwa). Penelitian ini juga menggali mengenai bentuk pertanggungjawaban hukumnya. Metodologi penelitian ini menggunakan yuridis normatif, dengan pendekatan peraturan perundang-undangan dan pendekatan kasus. Pengumpulan data diperoleh dengan cara studi kepustakaan dan wawancara. Metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif analisis secara kualitatif terhadap data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaku pengidap baby blues syndrome ketika melakukan tindak pidana penganiayaan tidak dapat dipidana dikarenakan alasan pemaaf berdasarkan Pasal 44 ayat (1) KUHP yang merupakan pengecualian bagi cacat jiwa. Bentuk pertanggungjawaban hukumnya ialah bukan di pidana, tetapi di rehabilitasi dalam masa penyembuhannya, serta diberikan edukasi terkait penyakit jiwa yang diderita. Penanganan terhadap perkara dan pelaku serta lingkungan sekitar pelaku harus diperhatikan agar dapat dipastikan memang benar pelaku penganiayaan mengidap baby blues syndrome dan penanganan terhadap pelaku harus maksimal agar angka pelaku kejahatan dengan mengalami gangguan jiwa semakin menurun. Kata Kunci: Penganiayaan, Baby Blues Syndrome, Alasan Pemaaf.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDKEmail
Thesis advisorIndawati, YanaNIDN0726017903UNSPECIFIED
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Faculty of Law > Departement of Law
Depositing User: Saskia Dyah Hapsari
Date Deposited: 22 Mar 2022 07:13
Last Modified: 22 Mar 2022 07:13
URI: http://repository.upnjatim.ac.id/id/eprint/5519

Actions (login required)

View Item View Item