PENGARUH DOSIS BIO SLURRY PADAT DAN FREKUENSI PEMBERIAN BIO SLURRY CAIR KOTORAN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.)

MUFID, EGA ALFI NUR (2022) PENGARUH DOSIS BIO SLURRY PADAT DAN FREKUENSI PEMBERIAN BIO SLURRY CAIR KOTORAN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.). Undergraduate thesis, UPN "VETERAN' JAWA TIMUR.

[img]
Preview
Text (COVER)
Cover.pdf

Download (3MB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB 1)
1.pdf

Download (617kB) | Preview
[img] Text (BAB 2)
2.pdf
Restricted to Registered users only until 7 March 2024.

Download (1MB)
[img] Text (BAB 3)
3.pdf
Restricted to Registered users only until 7 March 2024.

Download (705kB)
[img] Text (BAB 4)
4.pdf
Restricted to Registered users only until 7 February 2024.

Download (656kB)
[img]
Preview
Text (BAB 5)
5.pdf

Download (525kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR PUSTAKA)
Dapus.pdf

Download (544kB) | Preview
[img] Text (LAMPIRAN)
Lam.pdf
Restricted to Registered users only until 7 March 2024.

Download (1MB)

Abstract

Tanaman kacang panjang merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Produksi kacang panjang selama lima tahun terakhir cenderung menurun dari tahun sebelumnya untuk meningkatkan produksi tanaman kacang panjang dapat dilakukan dengan cara penambahan pupuk. Kebanyaan pupuk yang dipakai adalah pupuk kimia dimana dapat merusak ekosistem tanah. Oleh karena itu pupuk digunakan organik yang terbuat dari limbah biogas yang disebut bio slurry, bio slurry memiliki dua jenis yaitu padat dan cair. Pengaplikasian bio slurry padat dengan cara disebar pada saat pengolahan lahan atau sebagai pupuk dasar suatu tanaman. . Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 perlakuan. Faktor pertama adalah dosis Bio Slurry Padat yang terdiri dari 3 taraf yaitu (P1) 10 ton/ha, (P2) 20 ton/ha, (P3) 30 ton/ha. Faktor kedua adalah frekuensi pemberian Bio Slurr Cair yang terdiri dari 4 taraf yaitu (F0) tanpa pemberian , (F1) 2 kali pemberian ( 10 hst, dan 20 hst), (F2) 4 kali pemberian ( 10 hst, 20 hst, 30 hst, dan 40 hst), (F3) 6 kali pemberian (10 hst, 20 hst, 30 hst, 40 hst, 50 hst dan 60 hst). Parameter pengamatan antara lain panjang tanaman, jumlah daun, umur saat berbunga, diameter batang, jumlah polong per tanaman, panjang polong, diameter polong, bobot polong per panen/tanaman, jumlah bintil akar, bobot basah akar dan bobot kering akar. Perlakuan kombinasi antara dosis bio slurry padat dan frekuensi pemberian bio slurry cair tidak memberikan interaksi yang nyata terhadap semua parameter pengamatan. Perlakuan dosis bio slurry padat memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun, diameter batang, bobot basah akar, dan bobot kering akar, panjang polong, diameter polong, bobot polong per polong, dan jumlah polong per tanaman. Dosis bio slurry padat 30 ton/ha (P3) memberikan hasil tertinggi terhadap parameter jumlah daun, diameter batang, , panjang polong, diameter polong, bobot polong per polong dan jumlah polong per tanaman. Sedangkan dosis bio slurry padat 20 ton/ha (P2) memberikan hasil tertinggi terhadap parameter bobot basah akar dan bobot kering akar. Perlakuan frekuensi pemberian bio slurry cair memberikan pengaruh nyata terhadap parameter bobot polong per tanaman. Frekuensi pemberian bio slurry cair sebanyak 6 kali (F3) memberikan hasil terbaik terhadap parameter bobot polong per tanaman.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDKEmail
Thesis advisorWIDIWURJANI, WIDIWURJANINIDN0724126201UNSPECIFIED
Thesis advisorHIDAYAT, RAMDANNIDN0705026201UNSPECIFIED
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Departement of Agritechnology
Depositing User: Lisa Nadya Irawan
Date Deposited: 07 Mar 2022 03:57
Last Modified: 07 Mar 2022 03:57
URI: http://repository.upnjatim.ac.id/id/eprint/5389

Actions (login required)

View Item View Item