PERAN DIPLOMASI PANDA TERHADAP HUBUNGAN INDONESIA – TIONGKOK TAHUN 2015 – 2019

SANTOSO, WAHYU (2020) PERAN DIPLOMASI PANDA TERHADAP HUBUNGAN INDONESIA – TIONGKOK TAHUN 2015 – 2019. Undergraduate thesis, UPN "VETERAN" JATIM.

[img]
Preview
Text (Cover)
Cover.pdf

Download (3MB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab 1)
Bab 1.pdf

Download (434kB) | Preview
[img] Text (Bab 2)
Bab 2.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (705kB)
[img] Text (Bab 3)
Bab 3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (910kB)
[img]
Preview
Text (Bab 4)
Bab 4.pdf

Download (223kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Dapus)
Dapus.pdf

Download (252kB) | Preview

Abstract

Diplomasi panda merupakan strategi Tiongkok sebagai suatu negara yang memiliki national interest yang memanfaatkan soft power dalam bentuk diplomasi publik melalui hewan panda. Diplomasi publik yang dilakukan oleh Tiongkok dengan cara meminjamkan hewan panda kepada negara tertentu dan selama kurun waktu tertentu. Hingga tahun 2019 Tiongkok telah meminjamkan panda kepada 18 negara dengan jumlah total sebanyak 59 ekor diseluruh dunia. Di Indonesia sendiri pada tahun 2017, Tiongkok meminjamkan dua ekor panda raksasa sebagai tanda “persahabatan” keduabelah pihak. Indonesia adalah negara ke-17 yang dipinjami panda selama 10 tahun untuk ditempatkan di Taman Safari Indonesia Bogor. Hubungan diplomasi Tiongkok - Indonesia sudah dimulai pada tahun 1955. Diplomasi panda yang dilakukan merupakan sebuah kepentingan nasional untuk membentuk national-self image yang mana hanya Tiongkok yang menjadikan panda sebagai lambang negara tersebut yang identik lucu dan menggemaskan untuk menciptakan dan membentuk identitasnya sebagai negara yang "kuat". Karena setelah Tiongkok melakukan diplomasi “panda” maka menyebabkan terjadinya perluasan kerjasama antara Tiongkok - Indonesia diberbagai sektor dari yang hard power sampai soft power. Hubungan Tiongkok-Indonesia mengalami peningkatan yang ditandai dengan peningkatan kerjasama dari segi politik dan kebudayaan, hubungan kedua negara dibidang bahasa dan budaya tersebut terlihat dari jumlah Confucius institute yang ada di Indonesia sebanyak 8, dimana jumlah tersebut terbanyak di Asia Tenggara. Dari sektor pendidikan jumlah siswa Indonesia yang belajar di tiongkok sebanyak 10.000 orang pada 2015 dan meningkat menjadi 14.000 orang pada 2017. Dari segi politik ditandai dengan ditandatanganinya 8 MoU perjanjian antara Indonesia dengan Tiongkok Kata kunci: Diplomasi panda, kepentingan national, Soft Power, Hard Power, Confucius Institute, Hubungan Indonesia - Tiongkok.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDKEmail
Thesis advisorARYANI, MARIA INDIRANIDN0730128503UNSPECIFIED
Subjects: J Political Science > JZ International relations
Divisions: Faculty of Social and Political Sciences > Departement of International Relations
Depositing User: Budiyono Budiyono
Date Deposited: 17 Jun 2021 04:25
Last Modified: 17 Jun 2021 04:25
URI: http://repository.upnjatim.ac.id/id/eprint/2036

Actions (login required)

View Item View Item